News

Potensi bisnis IoT di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara, Sangat besar

jumpers IOTAsia IoT Business Platform ke-9, IoT Indonesia, secara resmi digelar di Jakarta. Selama dua hari pada tanggal 15-16 Agustus 2016, konferensi ini akan membahas berbagai peluang dan tantangan adopsi IoT, serta menampilkan studi-studi kasus implementasi solusi-solusi di beberapa sektor di Indonesia dan Asia Tenggara.

Acara ini melibatkan para pejabat pemerintah, pemimpin bisnis di sektor Internet of Things (IoT) dan Machine-to-Machine (M2M), serta perusahaan-perusahaan lokal yang ingin menjelajahi solusi pertumbuhan dan efisiensi bisnis. Sebelum berlangsung di Jakarta pada Agustus ini, konferensi ini telah terlebih dahulu digelar di Manila, Filipina (23-24 Mei 2016) dan Bangkok, Thailand (26-27 Mei 2016).

Dalam sambutannya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara  meyakini bahwa potensi bisnis IoT di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara, sangat besar. Bahkan data IDC menyebutkan bahwa IoT di Asia Pasifik (tidak termasuk Jepang) diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Hal tersebut akan diiringi dengan pertumbuhan pasar dari US$ 250 miliar menjadi US$ 583 miliar pada periode 2015 -2020.

Khusus Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta jiwa pelanggan seluler, fakta ini menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia. Ini belum termasuk perkembangan industri di Indonesia, di mana pada tahun 2030, sektor otomotif diperkirakan akan mencapai 46 juta kendaraan. Sementara itu, di sektor layanan umum, akan tersedia 83 juta rumah untuk 300 juta penduduk. Di sisi lain, di sektor keuangan, ada 4,8 juta UKM yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

IOT Indosat“Dengan kondisi seperti itu, Indonesia diharapkan akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara. Indonesia menawarkan peluang yang luar biasa dalam hal skala dan penggunaan solusi IoT/M2M, serta memanfaatkan teknologi melalui perusahaan-perusahaan besar dan pengambilan kebijakan, dan memimpin transformasi di seluruh wilayah ASEAN,” ungkap Menteri Rudiantara.

Asia IoT Business Platform 2016 merupakan suatu perhelatan konferensi dan pameran tertutup, dan suatu platform bagi para pengambil keputusan, baik dari pihak penyedia layanan maupun perusahaan, untuk bertemu dan bertukar pikiran dalam rangka mendorong dan membangun solusi-solusi teknologi cerdas demi mengatasi tantangan bisnis dan masalah-masalah sosial.

Pertemuan ini diharapkan memberi dampak nyata bagi produktivitas dan pertumbuhan teknologi di ASEAN. Hal ini termasuk peningkatan produktivitas perusahaan-perusahaan swasta dan publik, serta pemanfaatan TIK dan jaringan untuk mengatasi permasalahan di kota-kota besar. Oleh karena itu, pertemuan strategis ini akan berfokus pada perusahaan telekomunikasi lokal, lembaga pemerintahan, pelaku usaha, serta para pengguna akhir.

Selama dua hari, konferensi tahun ini akan fokus membahas tentang pertumbuhan ekosistem IoT di Indonesia. Sesi-sesi yang akan dibahas meliputi: IoT Industri; Pemerintahan dan Kesehatan; Otomotif, Transportasi dan Logistik; Smart City; serta Retil, Perbankan dan Keuangan.

Bersama-sama dengan pemerintah, perusahaan telekomunikasi lokal (Indosat Ooredo dan XL Axiata) mendorong pengembangan pasar IoT/M2M, yang diperkirakan akan mencapai titik perubahan selama beberapa tahun ke depan.

IOT TelkomselDengan tingkat penetrasi mobile sebesar 120% di Indonesia, Indosat Ooredoo meyakini bahwa CSP (communication service provider) adalah mitra terpercaya untuk membantu adopsi IoT. Indosat Ooredoo ingin memimpin pengembangan IoT melalui portofolio solusi dan layanan yang komprehensif mulai dari konektivitas, infrastruktur, layanan cloud, analisa data sebagai solusi dan layanan IoT; mempromosikan inovasi sederhana dan lingkungan terbuka bagi para pengembang lokal untuk membangun layanan IoT inovatif; dan Big Data.

“Kami telah banyak melakukan pendidikan pasar dalam 2 tahun terakhir dan tahun ini kami akan terus mempercepat pertumbuhan di sektor perbankan, transportasi dan keamanan, ditambah mengembangkan pasar baru di bidang eHealth, asuransi berbasis pengguna, aplikasi bisnis, IoT industri, minyak dan gas, serta Smart Cities,” ujar Hendra Sumiarsa, Kepala Divisi M2M Indosat Ooredoo di Jakarta.

Dalam acara ini, Arifa Febriyanti, Kepala Divisi IoT XL Axiata juga menekankan bahwa solusi Telco memainkan peran yang sangat penting dalam dunia IOT. “Kita bisa menyediakan solusi untuk layanan IoT. Untuk pelanggan, tidak ada kerumitan bagi mereka saat menggunakan solusi IoT karena perusahaan telekomunikasi sebagai penyedia solusi untuk IoT telah menyediakan segala sesuatu mulai dari konektivitas, aplikasi dan perangkat, serta semua sensor yang menyediakan layanan secara total,” tambah Arifa.

Selama berlangsungnya konferensi ini, juga akan digelar pameran yang menampilkan teknologi-teknologi terbaru dari para penyedia solusi. Lebih dari 400 peserta yang berasal dari Indonesia dan masyarakat internasional akan menghadiri acara komprehensif ini guna mempelajari adopsi dan implementasi IoT, termasuk para pengambil keputusan dari sektor publik dan perusahaan-perusahaan lokal.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button